4 Penyebab Kebakaran Hutan Yang Memicu Kabut Asap.

 

Pada saat ini ketika menonton telivisi, membaca koran hingga berita berita di dunia maya selalu saja ada berita mengenai kabut asap. Tak terkecuali Pontianak yang merupakan tanah kelahiran saya. Dikarenakan kabut asap yang semakin menebal, sejak Kamis (10/9) sekolah sekolah di Pontianak diliburkan hingga Sabtu (12/9). Begitu juga hal nya dengan Kabupaten Sintang kota rantauan saya saat ini, kabut asap disini sudah sangat memprihatikan. Berdasarkan data dari Badan Penanggulanan Bencana Daerah Kabupaten Sintang yang saya ambil dari portal berita RRI menunjukan bahwa sampai tanggal 7 September 2015 titik api di sintang mencapai 600 titik tersebar di 14 kecamatan. Dari 600 titik tersebut, 281 lokasi sudah dilakukan ground cek dengan luas lahan 542, 9 hektar.

Kabut asap itu sendiri adalah sebuah kejadian pencemaran udara dimana asap dan kabut mencemari udara yang dapat terjadi dalam hitungan hari, minggu bahkan berbulan bulan. Kabut asap tercipta dari pembakaran lahan yang digunakan untuk berladang atau kebakaran hutan secara alami.

Berikut beberapa penyebab kebakaran hutan yang diambil dari berbagai sumber dan pengalaman pribadi.

1. Cuaca Ekstrim

Cuaca yang begitu panas pada musim kemarau menyebabkan tingkat kekeringan yang sangat tinggi pada tanah. Ketika tingkat kekeringan tinggi, maka lahan tersebut sangat mudah sekali terbakar yang disebabkan oleh puntung rokok atau pembukan ladang dengan cara membakar. Sudah menjadi tradisi saat memasuki atau pertengahan musim kemarau maka akan banyak kawasan yang terbakar akibat sedikit kesalahan.

2. Lahan gambut yang kering

Saat cuaca ekstrim terjadi, maka lahan gambut juga akan mengalami kekeringan. Lahan gambut yang kering dapat menyebabkan kebakaran, karena gambut kering sangat mudah terbakar. Kebakaran di lahan gambut lebih sulit dipadamkan. Kebakaran gambut juga menghasilkan banyak kabut tebal dan asap yang berbau yang menyebabkan penyakit. Selain keadaan alam atau kekeringan alami, lahan gambut juga mengalami kekeringan secara tidak alami. Kawasan tersebut sering dibalak dan dikeringkan untuk membuat lahan pertanian. Lahan gambut dikeringkan dengan cara digali kanal-kanal yang menyebabkan turun nya permukaan air dilahan tersebut.

3. Cara bercocok tanam

Pembukaan lahan menggunakan cara membakar masih sering dilakukan masyarakat. Cara ini sangat efektif dan mudah sekali dilakukan. Pengalaman saya ketika dilokasi kebun, pada saat musim kemarau ini maka banyak masyarakat yang akan mulai kegiatan pembakaran. Sebagian dari mereka ada yang melaporkan dan meminta bantuan untuk pengendalian dan ada juga yang melakukan pembakaran sendiri tanpa ada nya pengendalian atau tindak pencegahan agar api tidak menjalar ke kawasan kebun atau kawasan hutan. Sering kali pembakaran tersebut menjalar hingga ke kawasan hutan dan kebun.

4. Ground Fire

Ground Fire adalah jenis kebakaran yang berasal dari dalam tanah. Biasanya terjadi pada hutan bertanah gambut dan pada tanah yang mengandung mineral seperti batu bara, karena adanya bahan-bahan organik di bawah lapisan tanah yang mudah terbakar. Api dimulai dari membakar bahan-bahan organik yang berada pada lapisan di bawahnya. Kebakaran bentuk ini tidak menampakkan nyala api sehingga sulit dideteksi.

Hutan adalah kawasan pelindung Bumi, kelestarian hutan setidaknya harus kita jaga. Kebakaran hutan sulit untuk ditanggulangi namun cukup mudah untuk kita cegah. Pemerintah hingga saat ini terus konsisten untuk melakukan sosialisai mengenai dampak pembakaran hutan. Namun kita tidak bisa bergantung hanya pada pemerintah, semua nya kembali kepada kita masing masing.

Ketika kabut asap terjadi seperti sekarang, maka akan banyak pihak yang dirugikan dari diri kita sendiri hingga negara tetangga akibat dari bahaya kabut asap tersebut. Kesehatan kita pasti akan terancam, penerbangan akan terhambat, aktivitas diluar ruangan akan terganggu hingga rusaknya ekosistem tanaman dan hewan.

Lebih bijak dalam mengeksplorasi alam adalah pilihan yang tepat.